Nggak perlu saya sebut 1-1 kan siapa aja mereka? |
Basic Information: http://anidb.net/perl-bin/animedb.pl?show=anime&aid=11370
Ngelantur Sebentar:
Di setiap season, pasti kita menemui anime-anime yang sangat ditunggu-tunggu dan sering banget dibahas. Untuk Spring-Summer 2016 lalu, anime yang satu ini cukup bikin penuh media sosial, dengan banyak hal-hal yang di-share tentang anime ini. Begitu tau ini selesai, baru saya coba tonton.
Re: Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu; Re: ゼロから始める異世界生活
"Re: Memulai Hidup Baru di Dunia Lain dari Nol", kira-kira begitu kalo diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Dan tentu ini nggak ada hubungannya dengan apa yang diucapkan mas-mas dan mbak-mbak petugas SPBU kalo kita ngisi bensin. #diinjek
Saya mulai menonton Re: Zero dengan ekspektasi yang rendah. Sengaja saya menurunkan ekspektasi sebagai safety measure supaya nggak kelewat kecewa, karena saya denger-denger ini merupakan anime terkini yang sanggup memecah penonton ke dalam 2 kubu yang berlawanan 180 derajat, yang menganggap ini superior (bahkan masterpiece) dan yang menganggap ini di bawah rata-rata.
Jadi, apakah ini sesuai ekspektasi (yang udah dikurangi), di bawah ekspektasi, atau malah jauh di atasnya?
Note: Demi perdamaian dunia, saya akan menulis review di bawah tanpa ada 2 kata ini: waifu dan hype.
Note II: Saya nggak baca web novel ataupun light novel-nya.
Note II: Saya nggak baca web novel ataupun light novel-nya.
Sinopsis:
Dalam perjalanan pulang dari supermarket, Natsuki Subaru mendadak berpindah ke dunia lain. Kejadian pertama yang dialaminya di dunia tersebut kurang mengenakkan karena dicegat 3 preman, namun terbayar melalui pertemuannya dengan seorang perempuan berambut perak yang memperkenalkan diri sebagai Satella. Sayang, peristiwa mengerikan lainnya menyusul, berujung pada pembunuhan keduanya.
Anehnya, Subaru malah terbangun dan kembali ke titik di mana dirinya pertama kali menginjakkan kaki ke dunia lain...
Review:
Udah baca summary-nya? Betul, lagi-lagi berpusat di time-based power, tepat 1 season setelah ERASED. Kali ini dipadukan dengan salah satu tema yang cukup populer belakangan, isekai alias dunia lain dengan standar dunia genre fantasi.
Meski kedua hal tersebut udah pernah dipakai sebelumnya, apakah anime ini punya sesuatu yang layak untuk dinikmati?
Tenang aja, ada. Kelebihan!
Re: 1 - Cliffhanger!
Penempatan cliffhanger di beberapa episode diletakkan secara cantik, terkadang ditimpa dengan bagian credits dan ending theme sehingga kesan yang ditimbulkan lagu berbaur nikmat dengan adegan yang sedang berjalan. Juga cukup untuk menarik saya di beberapa episode untuk kepengen nonton episode selanjutnya.
Re: 2 - Seiyuu!
Selain Takahashi Rie (Emilia) yang bikin saya ketipu karena saya kirain suaranya Kawasumi Ayako, pengisi suara untuk 2 karakter lain patut saya acungi jempol. Yep, Kobayashi Yuusuke (Subaru) danthe one and only Minase Inori (Rem). Mungkin karena karakter keduanya yang paling matang diceritakan di sepanjang anime, berbagai macem emosi pun sukses disuarakan oleh keduanya mulai dari seneng, ngamuk, menggila, depresi, mewek, dan seterusnya. Ngeliat jajaran seiyuu untuk karakter-karakter lain juga... wow. Memilih mereka adalah keputusan yang tepat karena cocok dengan karakter yang dibawakan, dan kebanyakan juga merupakan veteran yang kemampuannya memang oke punya.
Re: 2 - Seiyuu!
Selain Takahashi Rie (Emilia) yang bikin saya ketipu karena saya kirain suaranya Kawasumi Ayako, pengisi suara untuk 2 karakter lain patut saya acungi jempol. Yep, Kobayashi Yuusuke (Subaru) dan
Re: 3 - Wilhelm + Rem!
Jangan berpikiran negatif dulu. Saya menyebut Wilhelm van Astrea bukan karena saya doyan opa-opa cadas berjenggot eksotik tukang sabet monster, tapi dia adalah salah satu dari 2 karakter yang punya karakterisasi dengan dasar yang lumayan oke. Dari backstory khusus untuk dirinya, saya bisa paham betul dan bersimpati dengan motivasi yang dimiliki.
Satu lagi yaitu Rem, karakter berikutnya yang punya proper development. Dia adalah satu-satunya heroine di anime ini yang nggak bisa dibilang one-dimensional character karena dinamikanya bagus banget. Nggak perlu ketelitian ekstra untuk mengetahui hal tersebut karena diceritakan super gamblang.
Pertama, Rem punya backstory yang jelas. Dari situ saya bisa mengerti alasan dari inferiority complex yang dimiliki. Kedua, langkah yang dilakukan Subaru sukses menjadi pelatuk untuk membentuk development yang baik, mengubah sosok dingin menjadi bener-bener anget dan adorable. Kalo nggak ada satu pun heroine yang punya karakterisasi bagus begini, mungkin saya udah drop anime ini dari episode sebelum 18 di mana saya udah bener-bener frustrasi nonton. Untungnya hal itu nggak terjadi, karena niatan untuk berhenti nonton berhasil direm oleh Rem. #plak
Jujur, awalnya saya agak nggak suka dengan Rem
SUMPAH EPISODE INI BAGUS PARAH!
Meski antitesis terhadap episode-episode lain, namun episode 18 ini berhasil membuktikan kalo suatu karakter berpotensi lebih greget dalam menarik simpati penonton bukan melalui brutalitas nggak berdasar, jeritan-jeritan liar, atau kemarahan layaknya orang barbar, tetapi lewat dialog yang kuat berakar. Di episode ini, dialog antara Subaru dan Rem enak untuk diikuti karena flow-nya yang baik, plus berhasil menjadi titik karakterisasi tertinggi di sepanjang serial.
Faktor ini adalah yang punya kontribusi paling besar bagi penilaian positif untuk Re: Zero. Dengan spoiler bertebaran sesaat setelah episode 18 tayang, hal yang bikin #TeamRem sedunia ngamuk-ngamuk mustahil dicopot dari dalem otak saya. Anehnya, saya yang biasanya bakal bete setengah mati kalo kena spoiler penting, malah jadi penasaran. Saya tahan-tahanin deh dari episode 1 sampai 17 supaya ketemu episode 18. Rasa penasaran itu pun terbayar lunas dengan penyajian luapan pengakuan kelemahan diri yang tulus dari Subaru, plus respon dan reaksi yang manis dari Rem. Akhirnya, setelah 17 episode tepok jidat dan garuk kepala, ada episode yang membuat saya naturally tersenyum dan terharu!
Visual! Cukup oke dan berhasil membawakan ambience yang baik untuk tiap-tiap atmosfer emosi yang terjadi di suatu adegan. Kalo lagi serem, penggunaan warnanya gelap-gelap asoy. Kalo lagi suasana normal, diganti ke cerah-cerah meriah (sewaktu di kota, misalnya).
Musik! Jujur aja kurang nyantol di telinga saya. Yang lumayan enak itu ending song pertamanya, Styx Helix yang dibawakan MYTH & ROID. Permainan BGM-nya juga sedap, serupa lah sama visualnya yang sanggup menyajikan ambience yang sesuai dengan atmosfer.
Kelemahan? Jelas ada. Coba perhatikan lagi faktor kelebihan nomer 3, di mana saya mengatakan kalo saya frustrasi nonton sampai kira-kira 2/3 total episode. Dan gilanya, episode 18 sendiri nggak cukup untuk membayar segala macem kelemahan yang akan ditulis.
WARNING: HEAVY SPOILER AHEAD!
Pertama, annoying plotholes/unexplained stuff/sudden disappearence.
Kedua, unnecessary brutality.
Ketiga, story arc discontinuity.
Keempat, last villain.
Kelima, minimum worldbuilding.
Keenam, Subaru.
Ketujuh dan yang paling fatal... konsep.
Oke... banyak ya ternyata. Well, bagi sebagian besar dari Anda (apalagi yang suka anime ini) mungkin nggak merasa bermasalah dengan poin-poin kelemahan yang saya tulis, tapi secara jujur apa adanya (tentu sebisa mungkin saya menghindari bashing), itulah yang saya temukan. Dan menjawab pertanyaan yang ada di bagian "Ngelantur Sebentar"... saya merasa anime ini di berada bawah batas ekspektasi.
Rating:
5.5/10 (D rank) untuk Re: Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu karena penyajian ambience yang baik melalui audiovisual, jajaran seiyuu yang oke punya, beberapa karakter yang patut diperhatikan, dan tentu episode 18-nya.
Direkomendasikan bagi yang menggemari tema isekai.
Faktor ini adalah yang punya kontribusi paling besar bagi penilaian positif untuk Re: Zero. Dengan spoiler bertebaran sesaat setelah episode 18 tayang, hal yang bikin #TeamRem sedunia ngamuk-ngamuk mustahil dicopot dari dalem otak saya. Anehnya, saya yang biasanya bakal bete setengah mati kalo kena spoiler penting, malah jadi penasaran. Saya tahan-tahanin deh dari episode 1 sampai 17 supaya ketemu episode 18. Rasa penasaran itu pun terbayar lunas dengan penyajian luapan pengakuan kelemahan diri yang tulus dari Subaru, plus respon dan reaksi yang manis dari Rem. Akhirnya, setelah 17 episode tepok jidat dan garuk kepala, ada episode yang membuat saya naturally tersenyum dan terharu!
BRB telen minyak rem ahegrheaeharghrg |
Visual! Cukup oke dan berhasil membawakan ambience yang baik untuk tiap-tiap atmosfer emosi yang terjadi di suatu adegan. Kalo lagi serem, penggunaan warnanya gelap-gelap asoy. Kalo lagi suasana normal, diganti ke cerah-cerah meriah (sewaktu di kota, misalnya).
Musik! Jujur aja kurang nyantol di telinga saya. Yang lumayan enak itu ending song pertamanya, Styx Helix yang dibawakan MYTH & ROID. Permainan BGM-nya juga sedap, serupa lah sama visualnya yang sanggup menyajikan ambience yang sesuai dengan atmosfer.
SI SENGKLEK INI JUGA GEMBEL ASLI WKAWKAKWKAWK |
Kelemahan? Jelas ada. Coba perhatikan lagi faktor kelebihan nomer 3, di mana saya mengatakan kalo saya frustrasi nonton sampai kira-kira 2/3 total episode. Dan gilanya, episode 18 sendiri nggak cukup untuk membayar segala macem kelemahan yang akan ditulis.
"Ma-Masih ada kelemahannya?!" |
WARNING: HEAVY SPOILER AHEAD!
Pertama, annoying plotholes/unexplained stuff/sudden disappearence.
Kedua, unnecessary brutality.
Ketiga, story arc discontinuity.
Keempat, last villain.
Selamat menikmati Subaru bengong sebelum melanjutkan ke poin berikutnya. #plak |
Kelima, minimum worldbuilding.
Keenam, Subaru.
Ketujuh dan yang paling fatal... konsep.
Oke... banyak ya ternyata. Well, bagi sebagian besar dari Anda (apalagi yang suka anime ini) mungkin nggak merasa bermasalah dengan poin-poin kelemahan yang saya tulis, tapi secara jujur apa adanya (tentu sebisa mungkin saya menghindari bashing), itulah yang saya temukan. Dan menjawab pertanyaan yang ada di bagian "Ngelantur Sebentar"... saya merasa anime ini di berada bawah batas ekspektasi.
Kalo ada di antara Anda yang menyarankan saya baca WN/LN agar semua faktor kelemahan di atas terjawab/terselesaikan (mungkin ada penjelasan kenapa struktur savepoint update-nya begitu?), maka secara nggak langsung Anda mengakui kalo adaptasi animenya nggak bisa mengambil faktor mana aja yang penting agar penonton dapet gambaran menyeluruh dan komprehensif tentang serial ini.
Oh, di kelemahan tadi saya bahas soal worldbuilding ya?
Setelah ini saya akan me-review anime dengan worldbuilding yang lebih baik, serta protagaonis yang jauh lebih mikir dan stabil emosinya dibanding protagonis di sini. Plus, sama-sama "terdampar" di dunia lain meski ke dalam game.
Bisa tebak?
Yup, Log Horizon.
Masih ada satu lagi. Saya juga udah kelar menikmati salah satu anime berbau ngacak-acak aliran waktu, dan boleh saya katakan JAUH lebih baik dibanding anime ini. Punya protagonis yang sama-sama bawel, tapi dengan sistem yang lebih solid.
Betul. Steins;Gate. Stay tuned!
Masih ada satu lagi. Saya juga udah kelar menikmati salah satu anime berbau ngacak-acak aliran waktu, dan boleh saya katakan JAUH lebih baik dibanding anime ini. Punya protagonis yang sama-sama bawel, tapi dengan sistem yang lebih solid.
Betul. Steins;Gate. Stay tuned!
---------------
Rating:
5.5/10 (D rank) untuk Re: Zero kara Hajimeru Isekai Seikatsu karena penyajian ambience yang baik melalui audiovisual, jajaran seiyuu yang oke punya, beberapa karakter yang patut diperhatikan, dan tentu episode 18-nya.
Direkomendasikan bagi yang menggemari tema isekai.
Untuk mewujudkan persamaan hak bagi setiap golongan tanpa memandang gender ( ͡° ͜ʖ ͡°) #LagiMusimPilkada |
***
0 comments